Inikah Prinsip Dasar , Proses Bahan Mentah dan Perubahan ?

Oleh rfq
1 Komentar

Aku ingin membalas surat, opini, teks, perkataan yang sudah kau kirimkan , seperti ini jawab ku.

Proyek apa ini ?

Hari bahagia untuk semua manusia, ketika cukup melewati banyaknya ulang tahun dari hidup, lantas merasakan apa kebahagiaan dari makna ulang tahun. Baik orang miskin, kaya, buruh, swasta, pengangguran dan pejabat merasakan daya semangat sejagat dari suasana ini“.

Kekuatan pengulangan hari lahir. Tetapi ketika anda menjadi seorang yang paling berkuasa, apa saja perilaku perbuatan favorit bagi semua manusia di bawah perintah anda. Silahkan anda berpikir sejenak ?.

Kebaikan dari setiap waktu terus bergulir silih berganti, kebaikan, keadaan, kebijakan dan keputusan. Bagian kesenangan, kesejahteraan,  keadilan dan kemajuan merupakan tanggung jawab anda sebagai penguasa.  Aturan, perundangan, perizinan , hak berkumpul, berpendapat, kepercayaan, keputusan dan berdiri untuk mandiri juga merupakan pilihan-pilihan dari kegiatan untuk segera dipersiapkan. Negeri sudah tidak bisa dianggap lagi sebagai bangsa yang baru lahir merangkak, karena sudah melewati orang tua, kakek, buyut , enyak, babeh, engkong, encang, encing yang sudah meninggal terlebih dahulu. 

Lantas apa perubahan kekuasaan, jaman, penghargaan, serah terima jabatan yang diberikan untuk mereka semuanya esok, nanti dan kini ?.

Menjadi lebih bercahaya, gemilang, merupakan jawaban semua tantangan bangsa. Negeri telah siap sejak dahulu untuk para bangsa, ikhlas memberikan isi perut buminya, udara, laut dan daratan. Hidup dalam kemapanan merupakan harapan, keluar dari penindasan penjajahan, reformasi, orde lama, orde baru dan entah apa namanya sekarang. 

Silahkan anda menjawabnya sendiri ?.

Asisten kerja atau Asisten ocehan politik.

Banyak pembantu, asisten kerja katanya berpikir di atas kekuasaan, pendapatan besar dengan fasilitas mewah, menikmati kue-kue ulang tahunmu setiap waktu, menjilat piring-piring, mengisi kembali gelas-gelas dengan bualan janji manis setiap waktu dengan sajian proposal gelembung anggaran.  Tidak hanya itu saja, mereka bahkan menggali kue , sampai habis tidak tersisa, permen, gula-gula, cokelat, buah dan stiker aksesoris pun hilang menjadi saksi kebuasan mereka. Mulutnya penuh dengan rencana untuk menyenangkan kekuasaan, wajahnya tak peduli tak terlihat dalam kelam, tangannya penuh lumpur kematian, tangisan lalu desisnya dalam tidur menyemprotkan bisa.

Mempunyai aturan , tanpa peduli halangan ataupun hak orang lainnya. Apakah ini kesempatan bagimu untuk membalas sakit hati, rasa egoisme, kekuasaan dan strategi perkumpulan keluarga. Umur tidak lagi muda, pencapaian harapan hanya sebatas kemampuan, tidak tercatat, melupakan lebih mudah , berkata kesalahan terhadap orang lain, menjadi kebenaran bagi kelompok, pendapat pribadi adalah keputusan . Tidak akan pernah berkemelut dalam kesalahan kecil, pastinya cuci tangan untuk memilih pesaing lainnya.

Dengan kesalahan besar dan tak terlupakan. Survey yang kalian hadirkan berbanding terbalik dengan kehidupan realita sekarang ini. Selama satu tahun melihat negeri , tapi tidak membuka mata, telinga dan hati. Lalu kemana kakimu melangkah. Banyak hal tak terdokumentasikan, tercecer bau amis, luka bernanah dan korban jiwa, tidak hanya satu.

Mungkinkah negeri yang kau kunjungi dalam keadaan baik, bahagia, bergembira dalam gelak tawa, diskusi lalu harmonis.

Dimana kau berkeliling ?.

Bolehkah aku berkunjung kesana. 

Program dan proyek, tidak hanya melihat kerut wajah tetapi juga harapan, kerusakan lingkungan, wajah pemilik negeri, dapur yang tidak lagi menyala, tangis dalam sesak kemiskinan, keputusasaan dalam limbah beracun mengalir setiap waktu, akhirnya hilang menyisakan tanda. Mencoba menjawab aneka kegiatan dengan dampak dari kebijakan tersebut, lebih banyak catatan pinggir dari pada hanya sekadar program proyek mengatasnamakan pembangun dan kekayaan bersama. Berani melukiskan, menulis aturan, membicarakan rencana, lalu menyelesaikan keputusan merupakan keberanian, tidak hanya menggali lalu berkata rugi, tidak bisa melayani bangsa tetapi pendapatan gaji naik terus dan menjadi kaya raya, sampai pensiun kalian masih meminta pendapatan kepada bangsa, itukah namanya program dan proyek . 

“Bukan hanya bicara lalu ditangkap, tetapi diam pun terkena racun”.

Tidak ada lagi cahaya terang,  air laut sudah masuk ke ruang tempat tidur, rumah-rumah triplek hancur, mereka meninggalkan kampung halaman. Tembok tempat mengadu dulunya perkasa , sekarang habis tergerus air laut. Nelayan hanya mendapatkan ikan-ikan kecil , berjibaku air ombak terkena kapal-kapal tongkang pengangkut batubara, apakah ini maksud anda “Terang gagasan, untuk mereka bisa hidup di rumah masing-masing sejak dahulu kala. Tetapi sekarang, tidak ada lagi hanya slogan, papan kuburan bertulis, korban strategi nasional. Sekarang lingkungan rusak, mereka pindah entah kemana dan bertahan karena tidak ada saudara untuk menumpang.

Bangun dari tidurmu.

Lilin ulang tahun sudah tidak menyala, orang-orang dalam kelompok pembawa kue, manisan cokelat masih pegang kotak kekuasaan, remah-remah manisan bergeletakan di lantai. Tikus-tikus membawa sisa makanan ke dalam ruang penyimpanan rahasia, melewati lorong gelap tak tersentuh. Semoga terkubur oleh pergerakan tanah, hingga menjadi harta karun. Sejarah selalu menuliskan keadaan negeri dari kehebatannya, persatuan , diplomasi negeri, tokoh, kenegarawanan, kemanusiaan dan aksi kepahlawanan. Tetapi tidak hanya itu saja , tinta emas juga mencatat, gelap, terbakar, demonstrasi, tertangkap, meninggal, teracun, korupsi, nepotisme, kolusi, mereka yang belum kembali ke rumah mereka dan kehancuran lingkungan.

Berbicara menguasai, kemakmuran, kesejahteraan , berkeadilan dan aset ekonomi, idealisme, tata bahasa, rencana pembangunan, efektif, kebesaran penggunaan bahasa, itu semuanya sangat menyihir untuk menyenangkan beberapa kelompok manusia saja tidak lebih dan kurang,

Selalu seperti itu sampai kapanpun.

Karena mereka tidak memberikan dasar pokok bagi bangsanya. Tetapi ketika ditelusuri lebih jauh dalam data, fakta, nara sumber, korban dan perilaku. Kata-kata tersebut merupakan hipnotis agar selalu membuat tertidur bagi orang-orang yang tidak mengerti, tidak bersuara dan tidak menyatakan apapun dalam kehidupan bersama negeri. Jadi dalam hal ini, suatu rekayasa ketidakpedulian, berpendapat pribadi, kebodohan, penghilangan pengetahuan, ketakutan mengenai bangsa mandiri merupakan nyata adanya. 

Apalagi berbicara pendidikan, jangan sampai menjadi barang istimewa di ruang meja makan. Itu semuanya tata bahasa para penguasa agar tidak merasa terganggu, bermain dengan aturan , undang-undang, kebijakan, proyek nasional, perencanaan strategi, pembangunan kemajuan negeri, dan transportasi masa depan.

Arah gerak ekonomi tidak lagi menjadi acuan , karena tidak memungkinkan untuk menuju arah tersebut, blokade kemiskinan, pembodohan, penyebaran ketakutan , persaingan tidak sehat, perselisihan, semuanya meninggalkan jejak nyata, terlihatlah lalu terulang kembali . Tak perlu bimbingan oleh penguasa untuk kami mempertahankan, harapan, hidup serta lingkungan kami. Tetapi nasib buruk datang kemudian “Sial” ucapku.

Kompas arah kemakmuran telah kalian curi lalu menunjukan dan  menemukan tempat-tempat kami hidup dengan tenang, damai di negeri kami sendiri.  Penguasa, surat tugas dan jagoan-jagoan bangsa merobek, merusak hutan, tanah adat kami, menghancurkan, memberikan kesempatan untuk menggali , memotong hutan-hutan, menyebar limbah. Tidak ada lagi kehidupan sepadan untuk semua ini, atas kehilangan tanah subur di halaman belakang.

Strategi kekuasaan tak pernah gagal, merubah , memutuskan, menimbang, memberikan kertas selembar atas nama yang berkuasa.

Lalu apa kemudian ?. “Semuanya mati dalam perut lapar”.

Kami tidak akan berpihak, kehancuran lingkungan, terlalu ekstrim membicakan ekonomi ketika hal sebaliknya menjadi perlu perbaikan lingkungan. Apalagi kau berkata peraturan , prinsip dasar , wujud dari kebersamaan, itu hanya bunga mimpi. Kini hanya sisa harapan., tenggelam, mati, tertipu lantas kalian melupakan generasi yang akan datang. Mereka akan kembali mengetuk mimpimu tidak hanya pintu rumah leluhurmu. Lebih berani karena terdesak, keras, karena kondisi lingkungan tak memberikan mereka ruang, mendobrak semua kekuasaan dari pintu birokrasi, melabrak meja, menggedor rumah kaca, mewah lalu menggondol jabatan.  Kenaikan racun menjadi luar biasa, ketika pengawasan , peraturan dan tanggung jawab tidak sejalan bersama, duduk berbicara.

Pastinya menjatuhkan pihak lain, bukan melihat pada kemampuan diri sendiri, lembaga , keilmuan, peraturan dan kemudian melempar tanggung dan jawab. Pelajaran macam apa dengan bayaran tinggi, apakah yang kami dapatkan.

Tonggak tidak lagi berdiri tegak, menerabas aturan, menyisakan asa di ujung tombak. Ingin bersaing bersama rakyat dengan rakyat atas nama kebebasan eksplorasi energi tetapi tidak ditanamkan edukasi rasa hormat kepada lingkungan. Lalu lantas apa kemudian yang akan terjadi , pencemaran lingkungan, menjadi buruk tak tertolong. Prestasi ekonomi tidak menjadikan ruang udara anda baik untuk setiap generasi selanjutnya.

Tanah rusak, tempat bermain menjadi kubang merkuri.

Inikah kebijakan ?.

Tetapi anda mempunyai alatnya , mereka hanya kerja tanpa arah.

 

Jaga energi, mati lampu hanya energi pelajaran.

Menjawab soal tidak perlu mencari pokok soal. Melihatnya sangat mudah, apabila terus belajar dari pengalaman, kejujuran, optimisme dan kebersamaan. Setiap tahun selalu saja merasakan rugi, terbakar, korupsi dan harga melambung tinggi. Apakah anda tidak melihat perjalanan waktu dari perayaan ulang tahun. Berhitung saja tidak mampu dalam ruang kerja, rapat kerja dan evaluasi. Ketika 45 tahun dalam perjalanan negeri, tidak ada kata berpesta, merayakan kemenangan energi, mendengarkan laba, melihat kejadian riuh negeri kaya raya.

Apakah kerugian menjadi pokok soal?.

Panggil saja power ranger lalu sewa mereka untuk urus semua hal, mereka lebih baik. Kenaikan racun menjadi luar biasa, dari tingkat pengawas, peraturan, serta pihak bertanggung jawab tidak sejalan bersama. Bukan melihat pada kemampuan diri sendiri , lembaga dan keilmuan . Tetapi dengan mudah melemparkannya tanggung jawab profesionalnya kepada pihak lain. Pelajaran macam apa,  menyelesaikan soal seperti ini tidak bisa , lalu meminta bayaran  tinggi atas nama bidang profesi.

Kenaikan demonstrasi.

Dari mulai 100 hari sampai 365 hari, banyak catatan, kolom, opini, iklan, kritik, tanggapan, pengetahuan, pendapat, kegaduhan, pengangguran , efisiensi, keracunan, penangkapan, pemutusan kerja, peningkatan ketakutan dan pengawasan berlebihan. Itu adalah bukti, 

bahwa ada amanat, latar belakang, alur cerita, pesan moral, janji, sumpah , semua hal tersebut terlewatkan begitu saja tanpa solusi, pembicaraan, komunikasi dan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. Masih teringat dengan sumpah jabatan,  sumpah diatas kepala, sumpah dengan keluarga, sumpah dengan rakyat pemilik negeri.

Lalu bagaimana dengan sumpah berkeadilan ?.

Saya pikir kalian lupa semuanya. Lepaskan semua para aktivis, itu merupakan hak mereka berpendapat, mereka mempunyai hak pengetahuan, pendidikan, kemakmuran, kesamaan dan pekerjaan. Mereka semua generasi yang tersambung dengan masa depan, tidak bisa di tipu daya oleh sejarah baru, karena tidak hanya  negeri ini yang mencatat nasib bangsanya. Semua memiliki rencana , catatan harian, tulisan pendek, celoteh, nyanyian, sajak yang mereka semua itu lakukan.

Masih teringat dengan sumpah pemuda ?.

Kini generasi terbarukan , generasi hybrid , generasi  elektrik, mempunya keterbukaan luas akan demensia apapun , akan lebih keras mempunyai persatuan atas nasibnya secara personal, kelompok dan kemakmuran. Mereka akan menyampaikan nilai demokrasi, turun ke jalan, bebas bersuara, mempertanyakan negeri, sumber energi, kelola energi dan keuntungan energi. 

Apa yang mereka dapatkan dari hasil energi , kekayaan alam , dengan lubang mengangkang di depan halaman mereka ?.

Bagaimana keputusan kebijaksanaan strategi energi bagi hak hidup layak untuk mereka.

Hanya kematian, kegelapan, harga energi melambung naik, pantas bagi negeri kaya raya ?

Kampung halaman, hutan, lautan , manusia, penghuni semesta telah bergeser, tergusur dari tempat hidupnya dengan kata energi terbarukan , tetapi kematian energi terlihat jelas, sudah kami kami dapatkan. Hanya meninggalkan racun limbah, tower-tower megawatt tapi hanya sanggup melintas tanpa memberikan terang . Mereka sudah lelah dengan pembangunan tak berujung, meninggalkan kesunyian infrastruktur. Biarkan mereka urus pembangunannya, menjadikan tempat lebih bermanfaat bagi kampungnya sendiri. Generasi sumpah pemuda -pemudi sekarang sudah bangkit menuju era generasi pengetahuan berteknologi kemajuan, mereka merupakan para penerus negeri, mengatur kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan. 

Kehilangan, pembaharuan, kerusakan , kebangkitan, kebodohan, kemajuan, semuanya akan terus terulang kembali karena dengan sejarah yang mereka inginkan, bukan kita yang melukiskan sejarah kemajuan kita sendiri. Tetapi ingat, kami masih memiliki nilai 

tradisi, leluhur, warisan dan etika dalam persatuan negeri, selalu kami pegang sampai kapanpun. Sejarah akan mencatat kembali dengan tinta hitam, tetapi melukisnya dengan darah merah, huruf-huruf kapital besar, yel-yel keberanian. Apakah sejarah 

baru tanpa kami sebagai generasi di dalamnya. Kami tidak akan tinggal diam melihat kehancuran halaman negeri kami. 

Kalian akan hancur, kalau tetap maju merusak negeri. Tonggak tidak lagi berdiri tegak , menerabas aturan , menyisakan asa di ujung tombak. Ingin bersaing dengan rakyat atas nama rakyat atas nama eksplorasi halaman kampung halamannya , melubangi negeri atas nama sumber daya alam tapi tidak dibarengi dengan edukasi, rasa hormat kepada lingkungan, menjaga perasaan alam semesta, tanah adat, ruang perlindungan binatang hidup lainnya, pencemaran , limbah dan akhirnya bermasalah kesehatan bagi bangsa.

Prestasi ekonomi tidak menjadikan ruang udara anda baik bagi generasi selanjutnya. Tanah yang akan rusak, tempat bermain , tanah warisan leluhur menjadi kubangan merkuri. Inikah kebijakan dan kemenangan , kemakmuran bagi bangsa ?.

Atau keuntungan pribadi ?.

Melihatnya sangat mudah, kerjasama dan serius mencari jalan keluar permasalahan, lalu kemudian kembali belajar dari pengalaman, kejujuran, optimisme dan keadilan. Setiap tahun selalu saja rugi mengelola aset negeri, terbakar, korupsi dan harga mahal. Apakah anda tidak melihat perjalanan waktu dari perayaan ulang tahun. Mengucapkan, pergi saja kalian anak bangsa, masih teringat jelas. Sepertinya kalian saja yang harus mengundurkan diri, generasi bumer. Tidak pantas kalian berperilaku kotor , ingat gaji kalian dari para bangsa, kalau merasa berat, silahkan pergi , lepaskan status pelayan bangsa. 

 Rencana Kehancuran .

Bicara kemandirian lalu kemudian peresmian. Menciptakan mandor-mandor pekerja serta pengawasan. Perubahan infrastruktur mulai terlihat besar, hebat dan profesional. Persoalan pengangguran akan segera bekerja, kaum muda, peneliti, para 

teknologi, sertifikasi dan guru-guru pengajar.   Begitu manis rencana ini, harapan tak akan pernah datang. Janji palsunya hanya untuk bangsa-bangsa yang tidak pernah berpikir bagi perubahan. Amplop kertas putih serta warna lainnya, kiriman 

dari berbagai macam bantuan sembako bagi keluarga. Sampai kapan akan selesai, kenapa mereka tidak diberikan hal sebaliknya untuk terus hidup bergenerasi, beraneka keadaan kemungkinan, tidak dengan kehadiran anda untuk mengetuk pintu. Uang , 

sumbangan tersebut merupakan uang dari kami sebagai banga bukan dari anda pelayan negeri. Seharusnya kami antarkan sampai meja makannya, lalu berbagi cerita. Tetapi anda datang dengan obral ocehan politik, onani politik dan ongkos politik .

Mimpi buruk setan politik.

Perjalanan menuju kedaulatan negeri kaya raya di mulai dari murahnya harga sembako, pajak rendah, pendidikan terjangkau  bagi semua pihak, kemudahan transportasi publik, investasi berkejenjangan, kepercayaan publik, hubungan internasional, 

diplomasi dan SDM berkualitas siap bersaing. Negeriku bukan rampasan perang, tanah airku merupakan jiwa bangsa. Jangan salahkan negara lain, kami berikan kritik kepada kalian. Kami generasi penjaga api kemajuan, pengisi demokrasi negeri, 

nusantara tempat keabadian para pendoa. Negeri indah bagai impian, tak akan pernah tenggelam dalam kehancuran.

Penulis : [MoC]


[rakyat.id]

Leave a Comment

1 Komentar

Mmmmmh. Kitaa banget

Allif 2 November 2025, 04:11:27 - 16:52:27

Negeri indah bagai impian, tak akan pernah tenggelam dalam kehancuran.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website. Silahkan enable adblocker anda untuk tetapmendukung Suara Kami Tetap Independen