Ciao ! Pembaca Rakyat.id, hari ini aku mau bercerita gas melon. Semoga suka.
Membakar adalah sikap “alami ” gas melon dengan tungku penanak nasi beserta lauk pauknya. Ada kata terbilang “Pembagian Rata” yaitu mendapatkan sesuai keperluan dengan kebermanfaatan akan digunakan.
Kalau berbuat baik tentunya pasti dapat, begitupun sebaliknya tidak ada keistimewaan untuk mendapatkan gas melon.
Jangan melupakan tungku, entah itu dari tanah liat, stainles ataupun wadah baru paling modern anti racun. Kalau dari tanah liat jangan lupa untuk merawatnya agar tetap kuat serta tahan lama. Api akan membuatnya lebih awet lalu hasil makanan dengan prosesnya akan lebih sehat karena tidak tercampur dengan material industri.
Karena rahasia kenikmatan memasak itu dari sumber api ataupun pemanasnya, kayu bakar, batu bara, gas ataupun minyak tanah. Gak perlu obrolin hal yang sekarang menjadi misterius yaitu Si” Minyak Tanah” Hi hi hi entah di antah berantah mana berada.
Dengan begitu berarti gas melon ataupun namanya kelak di lima tahun kedepan telah menunjukan ke mata internasional , bagaimana antrian panjang, keresahan, kepastian dan aturan. Ini menjadi peristiwa unjuk kekuatan, memecah situasi kenyamanan bagi orang-orang lebih berani untuk bersikap, keluar dari rumah, rasa penantian, lelah, keputusasaan.
Lalu akhirnya setelah melewati itu semua, rasa melon akan tergantikan dengan rasa selanjutnya. Bahwa kekayaan alam itu sepenuhnya untuk rakyatnya, bukan menjadi suatu barang mewah.
Tidak ada lagi perdebatan, hal terpenting adalah dapur “ngebul” penuh rasa cinta serta kasih sayang.
Salam Gas Melon
Penulis : [Moc]
[rakyat.id]