Sajak

Dia Kupanggil Bapak Negeri

Tatapan matanya tajam terarah menghadap ruang bebas

Gerakannya gesit seperti kijang di hutan belantara

Suaranya parau seperti gema goa memberitakan kemajuan

Senyumannya harapan hangat untuk masyarakatnya

Terkadang diam menelisik duka

Canda tawa menggiringi perjalanan menuju daerah tercinta

Keputusan keberanian bagi perubahan

Pertimbangan pengalaman bagi masa depan

Inilah gagasan maju bagi negeri

Membuat Ibu pertiwi perkasa melawan masa

Garudapun menjadi universal dalam asa

Tanah air untuk seluruh warga negeri

Dia hanya manusia biasa

Terkadang menanggis dan luka

Terkadang rindu dengan keluarga

Merepal tangan selalu berdoa kepada-NYA

[fiq/rid]

Berita Terkait

Load More Loading...Tidak ada Lagi artikel