Manusia bertekuk lutut, menghitung kesalahan
Tak ada yang selamat diterjang epidemi corona
Kemiskinan terlihat dalam jurang kenyataan
Tak tenggelam ditendang tantangan
Ilmuwan, dokter, putar berotak cari keajaiban
Gubuk kemiskinan semakin terhimpit sesak
Kebersihan menjadi barang mahal, bau sampah tetap aromatik
Gaji harian meninggalkan kantong celana serta dompet bokek
Lusuh tersisa identitas kematian, entah kapan tunggu giliran
Apalagi akan kau rampas
Tak tersisa untuk dihempas
Tak terkenang karena kau terlalu ganas
Miris, halus tak terbalas
Tapi harapan tidak hangus
Dia ada menatap halus
Tersenyum manis
[fiq/RID]