Pigeon Interface | Profile Arno Penzias dan Robert Wilson

Oleh rfq
0 Komentar

Istilah “pigeon interface” sebenarnya bukan istilah resmi dalam sains atau astronomi. Namun, dalam konteks sejarah penemuan radiasi sisa Big Bang, istilah ini muncul secara anekdot (cerita sampingan) yang berkaitan dengan kisah nyata Arno Penzias dan Robert Wilson saat mereka menemukan Cosmic Microwave Background (CMB) — radiasi latar kosmik.

Mari saya jelaskan secara rinci


Asal-usul Istilah “Pigeon Interface”

Ketika Arno Penzias dan Robert Wilson bekerja di Bell Telephone Laboratories (Bell Labs), New Jersey, tahun 1964, mereka menggunakan antena radio raksasa Holmdel Horn untuk mengamati gelombang mikro dari luar angkasa.
Namun, mereka terus-menerus menemukan suara gangguan atau dengungan (noise) yang tidak bisa dijelaskan.

Mereka memeriksa segala kemungkinan:

  • Peralatan elektronik? Tidak.

  • Gangguan dari kota atau radar? Tidak.

  • Atmosfer bumi? Tidak juga.

Akhirnya mereka menemukan sarang burung merpati (pigeon) dan kotoran merpati di dalam antena.
Mereka bercanda menyebutnya “white dielectric material” (bahan dielektrik putih), yang sebenarnya adalah kotoran burung merpati.
Mereka kemudian membersihkan sarang dan mengusir burung-burung itu, tapi suara dengungnya tetap ada.

Jadi istilah “pigeon interface” kadang digunakan secara humoris untuk menyebut “gangguan tak terduga yang datang dari luar sistem penelitian”, merujuk pada peristiwa ini.
Gangguan bukan berasal dari burung, melainkan dari alam semesta itu sendiri — yaitu radiasi latar kosmik yang merupakan sisa panas Big Bang.


Profil Arno Allan Penzias (1933– )

  • Lahir: 26 April 1933, di Munich, Jerman.

  • Kewarganegaraan: Amerika Serikat (imigran Yahudi yang melarikan diri dari Nazi).

  • Pendidikan: Ph.D. Fisika Radio, Columbia University.

  • Karier: Ahli radio astronomi di Bell Labs.

Kontribusi utama:
Bersama Robert Wilson, ia menemukan Cosmic Microwave Background (CMB) — radiasi sisa dari Big Bang.
Penemuan ini membuktikan bahwa alam semesta memang berasal dari kondisi panas dan padat, sesuai dengan teori Big Bang yang diusulkan sebelumnya oleh Georges Lemaître.

Penghargaan:

  • Hadiah Nobel Fisika 1978, bersama Robert Wilson.

  • Diakui sebagai salah satu temuan paling penting abad ke-20 dalam kosmologi.


Profil Robert Woodrow Wilson (1936– )

  • Lahir: 10 Januari 1936, Houston, Texas, AS.

  • Pendidikan: Ph.D. di California Institute of Technology (Caltech).

  • Karier: Peneliti di Bell Telephone Laboratories.

Kontribusi utama:
Wilson bekerja dengan Penzias menggunakan antena Holmdel Horn untuk mempelajari gelombang mikro radio.
Ketika mendeteksi gangguan misterius (yang kemudian diketahui sebagai CMB), ia berperan penting dalam menganalisis dan memverifikasi sinyal itu bukan berasal dari bumi.

Penghargaan:

  • Hadiah Nobel Fisika 1978, bersama Penzias.

  • Setelah itu, ia terus aktif dalam bidang radioastronomi dan komunikasi gelombang mikro.


Penemuan Mereka dan Dampaknya

  • Tahun 1965, mereka mempublikasikan hasil temuan tentang radiasi isotropik gelombang mikro.

  • Pada saat yang sama, tim di Princeton University (Robert Dicke, James Peebles, dan kolega) sudah mengembangkan teori bahwa jika Big Bang benar, harus ada radiasi sisa panas di seluruh alam semesta.

  • Ketika mendengar laporan Penzias dan Wilson, Dicke berkata:

    “Well boys, we’ve been scooped”
    (“Baiklah, kawan-kawan, kita sudah didahului.”)

Itulah momen yang secara tidak sengaja mengukuhkan teori Big Bang dan menjadi bukti paling kuat bahwa alam semesta lahir dari peristiwa besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu.


[rakyat.id]

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website. Silahkan enable adblocker anda untuk tetapmendukung Suara Kami Tetap Independen