222
Hello ! Selamat datang kembali para pembaca Rakyat.id. Mohon maaf kemarin kami belum bisa memberikan bacaan terbaik untuk anda. Pada kesempatan ini, kita akan membaca bersama terkait olahraga maraton.
Pelatihan untuk maraton (42,195 km) membutuhkan pendekatan yang terstruktur, mencakup aspek fisik, mental, nutrisi, dan pemulihan. Berikut adalah panduan teknik pelatihan maraton yang komprehensif, cocok untuk pemula hingga pelari berpengalaman:
1. Prinsip Dasar Pelatihan
-
Durasi Pelatihan: Biasanya 12–20 minggu, tergantung tingkat kebugaran awal. Pemula membutuhkan 16–20 minggu, sementara pelari berpengalaman mungkin cukup 12–14 minggu.
-
Konsistensi: Lari 3–5 kali per minggu, dengan peningkatan jarak secara bertahap untuk menghindari cedera.
-
Aturan 10%: Jangan meningkatkan jarak lari mingguan lebih dari 10% per minggu untuk mencegah overtraining.
-
Variasi: Gabungkan lari jarak jauh, lari cepat, lari ringan, dan latihan kekuatan untuk keseimbangan.
2. Komponen Pelatihan
Pelatihan maraton mencakup beberapa jenis lari dan latihan pendukung:
a. Long Run (Lari Jarak Jauh)
-
Tujuan: Meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan otot untuk menempuh 42 km.
-
Frekuensi: 1 kali per minggu, biasanya akhir pekan.
-
Jarak: Mulai dari 10–16 km (pemula) dan tingkatkan hingga 30–35 km menjelang puncak pelatihan (3–4 minggu sebelum maraton).
-
Kecepatan: Lari dengan pace santai (bisa bicara tanpa terengah, sekitar 60–70% detak jantung maksimal).
-
Tips:
-
Tambah jarak 2–3 km setiap 1–2 minggu, lalu kurangi (taper) pada minggu recovery.
-
Simulasikan kondisi lomba: lari di waktu yang sama dengan maraton, gunakan sepatu dan pakaian lomba, serta praktikkan strategi hidrasi dan nutrisi.
-
b. Tempo Run (Lari Kecepatan Terkendali)
-
Tujuan: Meningkatkan ambang laktat (kemampuan tubuh menahan asam laktat) untuk lari lebih cepat tanpa lelah.
-
Frekuensi: 1 kali per minggu.
-
Durasi: 20–40 menit pada pace yang “nyaman tapi menantang” (sekitar 80–85% detak jantung maksimal, atau pace yang bisa dipertahankan selama 1 jam lomba).
-
Contoh: Pemanasan 10 menit, lari tempo 5–8 km, pendinginan 10 menit.
-
Tips: Gunakan lintasan atau rute datar untuk menjaga ritme.
c. Interval Training (Lari Intervall)
-
Tujuan: Meningkatkan kecepatan dan efisiensi lari.
-
Frekuensi: 1 kali per minggu, gantikan tempo run pada beberapa minggu.
-
Format: Lari cepat (85–90% usaha maksimal) selama 1–5 menit, diikuti istirahat joging atau jalan 1–2 menit. Ulangi 4–8 kali.
-
Contoh: 6 x 800m pada pace 5K, dengan 90 detik istirahat.
-
Tips: Lakukan di trek atau lintasan terukur untuk akurasi.
d. Easy Run (Lari Ringan)
-
Tujuan: Pemulihan aktif dan membangun volume lari tanpa tekanan.
-
Frekuensi: 2–3 kali per minggu.
-
Jarak: 5–10 km, tergantung tingkat pelatihan.
-
Kecepatan: Sangat santai (50–60% detak jantung maksimal).
-
Tips: Fokus pada teknik lari (postur, langkah, pernapasan).
e. Latihan Kekuatan dan Mobilitas
-
Tujuan: Memperkuat otot kaki, inti (core), dan mencegah cedera.
-
Frekuensi: 2–3 kali per minggu, 20–30 menit.
-
Latihan:
-
Kaki: Squat, lunges, calf raises.
-
Inti: Plank, bridge, Russian twists.
-
Fleksibilitas: Yoga atau peregangan dinamis (hamstring, quad, pinggul).
-
-
Tips: Tambahkan latihan keseimbangan (seperti single-leg exercises) untuk stabilitas.
f. Cross-Training
-
Tujuan: Meningkatkan kebugaran tanpa tekanan pada sendi.
-
Frekuensi: 1–2 kali per minggu, terutama pada hari non-lari.
-
Aktivitas: Bersepeda, renang, atau eliptikal.
-
Tips: Pilih aktivitas rendah dampak untuk mendukung pemulihan.
3. Struktur Program Pelatihan
Contoh rencana 16 minggu untuk pemula (target menyelesaikan maraton dalam 4–5 jam):
-
Minggu 1–4 (Base Building): Fokus membangun kebiasaan. Long run 10–16 km, total mingguan 20–30 km.
-
Minggu 5–12 (Build Phase): Tingkatkan long run hingga 25–30 km, tambah tempo/interval, total mingguan 40–50 km.
-
Minggu 13–15 (Peak Phase): Puncak long run 32–35 km, total mingguan 50–60 km. Simulasikan strategi lomba.
-
Minggu 16 (Taper): Kurangi jarak (50%–25% volume normal), fokus pemulihan, long run terakhir 12–15 km.
4. Nutrisi dan Hidrasi
-
Selama Pelatihan:
-
Karbohidrat: 50–60% kalori harian (beras, pasta, roti gandum) untuk bahan bakar.
-
Protein: 15–20% untuk perbaikan otot (ayam, ikan, tahu).
-
Lemak Sehat: 20–25% (alpukat, kacang, minyak zaitun).
-
Hidrasi: Minum 2–3 liter air per hari, tambah elektrolit (minuman olahraga) pada lari panjang.
-
-
Selama Long Run:
-
Konsumsi 30–60 gram karbohidrat per jam (gel energi, pisang, atau permen) untuk lari >90 menit.
-
Minum 150–250 ml air/elektrolit setiap 15–20 menit.
-
-
Pemulihan: Konsumsi makanan kaya protein dan karbohidrat dalam 30 menit setelah lari (contoh: smoothie pisang dengan protein whey).
5. Pencegahan Cedera
-
Pemanasan dan Pendinginan: 5–10 menit joging ringan dan peregangan dinamis sebelum lari, peregangan statis setelahnya.
-
Sepatu yang Tepat: Gunakan sepatu lari dengan bantalan sesuai jenis kaki (netral, pronasi, supinasi). Ganti setiap 500–800 km.
-
Dengarkan Tubuh: Hentikan latihan jika merasa nyeri (bukan hanya pegal). Konsultasi fisioterapis jika perlu.
-
Istirahat: Sertakan 1–2 hari istirahat penuh per minggu.
6. Persiapan Mental
-
Visualisasi: Bayangkan menyelesaikan maraton, termasuk mengatasi momen sulit (misalnya, “wall” di km 30).
-
Tujuan Realistis: Tetapkan target (misalnya, selesai, waktu tertentu seperti sub-4 jam) berdasarkan kemampuan.
-
Mantra atau Musik: Gunakan frasa motivasi (“terus maju”) atau playlist untuk menjaga semangat.
-
Latihan di Kondisi Lomba: Lari di medan serupa (bukit, aspal) dan waktu yang sama dengan maraton.
7. Strategi Hari Lomba
-
Pace Awal: Mulai lebih lambat dari pace target (negative split) untuk hemat energi.
-
Pecah Jarak: Bagi maraton menjadi segmen (misalnya, 10 km x 4) untuk fokus mental.
-
Hidrasi dan Nutrisi: Ikuti strategi yang sudah dilatih (gel setiap 45 menit, minum di pos air).
-
Atasi “Wall”: Di km 30–35, tubuh mungkin kehabisan glikogen. Tetap tenang, kurangi kecepatan, dan konsumsi karbohidrat.
-
Sprint Akhir: Simpan energi untuk 2–3 km terakhir jika memungkinkan.
8. Tips Tambahan untuk Konteks Indonesia
-
Iklim: Indonesia panas dan lembap. Latih lari pagi atau sore untuk simulasi kondisi lomba, gunakan pakaian breathable, dan fokus pada hidrasi.
-
Komunitas: Bergabunglah dengan komunitas lari lokal (misalnya, IndoRunners) untuk motivasi dan tips.
-
Event Lokal: Gunakan lomba 10K atau half-marathon (misalnya, Jakarta Marathon, Borobudur Marathon) sebagai uji coba.
Contoh Jadwal Mingguan (Minggu ke-8, Pemula)
-
Senin: Istirahat atau cross-training (30 menit).
-
Selasa: Easy run 8 km.
-
Rabu: Tempo run 6 km (pemanasan 10 menit, tempo 25 menit, pendinginan 10 menit).
-
Kamis: Latihan kekuatan + easy run 5 km.
-
Jumat: Istirahat.
-
Sabtu: Easy run 10 km.
-
Minggu: Long run 22 km.
Jika Anda ingin rencana pelatihan yang lebih spesifik (misalnya, untuk target waktu tertentu atau medan khusus seperti Athens Marathon), detail tentang nutrisi, atau saran untuk pelari pemula di Indonesia, beri tahu saya!.
Semoga Bermanfaat.
————————-
[rakyat.id]