Esai

DILARANG MERDEKA

Pada pertengahan 1960, Kongo, jajahan Belgia, merayakan kemerdekaannya.
Pidato susul menyusul, dan hadirin meleleh karena panas dan bosan. Kongo, murid yang tahu berterimakasih, berjanji berperilaku baik. Belgia, guru yang keras, memperingatkan bahaya kebebasan.
Kemudian, pidato Patrice Lumumba meledak dan merusak pesta. ia berbicara menentang “kerajaan bisu,” dan melalui dia kebisuan itu mendapatkan suaranya. ia menyampaikan penghargaan kepada para pejuang kemerdekaan, mereka yang tewas terbunuh, yang dipenjara, yang disiksa, dan dibuang, yang telah selama bertahun2 berjuang “untuk mengakhiri perbudakan yang menista, yang dipaksakan lewat kekuasaan kolonial.”
Kata2nya diterima dengan kebisuan sedingin es oleh orang2 Eropa yang hadir, disela delapan kali tepuk tangan gempita dari orang2 Afrika yang hadir.
Pidato itu mengunci nasibnya.
Lumumba, baru saja keluar dari penjara, memenangi pemilihan umum bebas pertama dalam sejarah Kongo, dan memimpin pemerintahan pertamanya. tetapi media Belgia menyebutnya “pencuri delusif dan buta huruf.” dalam komunikasi dinas intelijen Belgia, Lumumba digelari Setan. Allen Dulles, direktur CIA, mengirimkan perintah kepada agen2nya:
“Penghancuran Lumumba harus menjadi agenda mendesak kita.”
Dwight Eisenhower, presiden Amerika Serikat, berkata kepada Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Alec Douglas-Home:
“Saya harap Lumumba jatuh ke sungai yang penuh buaya.”
setelah satu minggu Lord Douglas-Home menjawab:
“Sekarang waktunya menyingkirkan Lumumba.”
dan menteri urusan Afrika di pemerintahan Belgia, Harold d’Aspremont Lynden, mengemukakan pendapatnya:
“Lumumba harus dilenyapkan selamanya.”
Di awal tahun 1961, bersama dua orang terdekatnya, Lumumba ditembak oleh satu regu yang terdiri atas delapan serdadu dan sembilan polisi yang dipimpin perwira Belgia.
Karena khawatir akan terjadi pemberontakan rakyat, pemerintah Belgia dan kakitangan Kongo-nya, Mobutu Sese Seko dan Moise Tshombe, menutupi kejahatan itu.
Dua minggu kemudian, presiden Amerika Serikat yang baru, John Kennedy, membuat pengumuman:
“Kami tidak akan membiarkan Lumumba kembali pemerintah.”
Dan Lumumba, yang ketika itu sudah ditembak dan dibenamkan ke dalam drum berisi asam belerang, memang tak lagi kembali memerintah.
Pengarang Buku : Eduardo Galeano
Sumber Buku : Mirrors
Penterjemah : wardah hafidz

Berita Terkait